Senin, 09 Februari 2015

PENYEWAAN KAPAL (SHIP CHARTERING)

          SEWA MENYEWA RUANGAN KAPAL
           Sewa menyewa kapal atas dasar charter atau lebih dikenal dengan istilah Charter Party disingkat C/P, memegang peranan yang sangat penting dalam praktek pelayaran niaga sekarang ini.
               Charter Party merupakan perjanjian antara 2 (dua) pihak yaitu:
             a. Pihak pertama yaitu pihak yang memiliki kapal (SHIP OWNERS) atau pengusaha yang menyewakan ruangan kapal atau wakil-wakilnya (Chartering Brokers).
             b. Pihak kedua yaitu pihak yang meyewa kapal (Charterer)

          Persetujuan antara kedua belah pihak yang berkepentingan ini dituangkan dalam suatu piagam tertentu yang disebut Surat Perjanjian Charter atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah Charter Party disingkat C/P.


               Di dalam perjanjian / Charter Party tercantum beberapa hal berikut ini:
               a.      Nama dan alamat pemilik kapal (Ship Owners) sebagai Pihak Pertama
               b.      Nama dan alamat penyewa kapal (Charterers) sebagai Pihak Kedua
               c.      Jenis Kapal dan data-data yang dibutuhkan seperti: DWT, Bale space, Grain space, Oil space, Data mesin, pemakaian Bahan Bakar dan sebagainya.
           d.      Tempat dan waktu penyerahan kapal dan pengembaliannya serta tempat  pemuatan dan pembongkaran.
               e.      Jenis barang yang sah yang akan diangkut (Lawful Merchandise) dan tujuan pencharter yang sah (Lawful Trades).
               f.       Syarat-syarat pengangkutan dan tanggung jawab masing-masing pihak.
               g.      Pembatasan lalu lintas dan pelabuhan yang akan dimasuki.
             h.      Prosedur penyerahan surat pemberitahuan dari Nakhoda atau agen pemilik kapal kepada penyewa yang isinya antara lain siap bongkar / muat (NOR)
               i.       Sewa charter dan syarat-syarat pembayarannya.
           j.       Syarat-syarat lain mengenai syarat pembebasan dalam charter party dan syarat-syarat tambahan (Additional Clause).
               k.      Ditandatangani oleh kedua belah pihak di atas materai dan sebagainya.

         2.   JENIS-JENIS CHARTER PARTY

              Sewa menyewa ruangan kapal dalam bentuk perjanjian Charter dapat dibagi dalam 11 jenis, yaitu:
               a.      Bareboat Charter atau Denise Charter.
               b.      Time Charter
               c.      Voyage Charter
               d.      Trip Time Charter
               e.      Trip Voyage Charter
               f.       Berth Charter
               g.      Dead Weight Charter
               h.      Gross Charter
               i.       Net Charter
               j.       Clean Charter
               k.      Lumpsum Charter


               a.      Bareboat Charter

                 -     Bareboat Charter merupakan penyewaan kapal tanpa Nakhoda dan Awak kapal jadi yang disewa hanya kapal saja, sehingga pencharter yang harus melengkapi kapal seluruhnya (Bertindak sebagai Owner).
               -     Sewa dari Bareboat Charter didasarkan pada tiap ton Bobot mati Musim Panas (Summer Dead Weight Capacity) dan dibayarkan di muka tiap bulan.  
                   -     Mengenai Asuransi Kapal ditanggung oleh …….. (Tercantum dalam Charter Party).
                   -     Dapat disewakan pada pihak ketiga sepanjang mengangkut muatan-muatan yang sah.
                       

               b.      Time Charter

                        -     Adalah jenis Charter dimana syarat pembayaran Charter didasarkan atas waktu (time) tertentu (sesuai kontrak).
                        -     Tanggung jawab Owner:
                              *     Minyak Lumas (Lubricating Oil)
                              *     Semua biaya Awak Kapal (Gaji Awak Kapal dan Foods)
                        -     Tanggung jawab Charter:
                              *     Semua biaya operasional kapal
                              *     Biaya pelabuhan (Call Fee, Pilotage, Biaya labuh)
                              *     Bahan bakar dan Air tawar

 
               c.      Voyage Charter

                        -     Ialah suatu jenis Charter dimana pembayarannya didasarkan atas satu Voyage (perjalanan/trip) atau lebih.
                        -     Tanggung jawab Owner:
                              *     Semua biaya operasi kapal (Bahan Bakar)
                              *     Semua biaya Awak kapal (gaji, food)
                        -     Nilai Voyage Charter didasarkan pada:
                              *     Jarak, jumlah muatan, lamanya muat/bongkar.
                              *     Kondisi pelabuhan muat/bongkar
                        -     Tanggung jawab Charterer:
                              *     Muat/bongkar sesuai perjanjian / kontrak (Laydays dan Laycan dan Demmurage)

                        Perhatikan istilah-istilah berikut:
                        FIOST      =    Free In and Out Stowed and Trim
                                                Artinya muat/bongkar dan menggeser atau memindahkan muatan menjadi tanggung jawab Charterer
                        FILO         =    Free In Liner Out
                                                Artinya pemuatan menjadi tanggung jawab Charterer dan pembongkaran menjadi tanggung jawab Ship Owner.
                        LIFO         =    Liner In Free Out
                                                Artinya kebalikan dari FILO.

                        Ketiga jenis Charter tersebut di atas paling banyak diminati oleh penyewa kapal, sedangkan kedelapan jenis Charter lainnya pada prinsipnya sama dengan ketiga jenis Charter tersebut di atas hanya ada sedikit perbedaannya, berikut penjelasan singkat.

               d.      Trip Time Charter

                        -     Jika kapal dicharter untuk satu kali atau lebih dari satu kali pelayaran, tetapi sewa didasarkan pada waktu
                        -     Pelayaran dan Pelabuhan yang dituju sesuai dengan kontrak
                        -     Barang-barang yang diangkut harus barang-barang yang sah.
        
               e.      Trip Voyage Charter

                        -     Jika kapal dicharter untuk pelayaran dari satu atau beberapa pelabuhan pemuatan menuju satu atau beberapa pelabuhan pembongkaran untuk satu Trip (Trayek), tetapi sewa charter didasarkan pada banyaknya barang sebagaimana dijanjikan.
                        -     Pencharter dalam bentuk Voyage Charter dan Trip Voyage Charter dapat bertindak sebagai pengangkut (Carrier).

               f.       BERTH CHARTER

                                    Berth Charter dipergunakan jika tidak dapat ditentukan dengan pasti jenis dan banyaknya koli barang yang diangkut. Jenis dan banyaknya koli akan disebutkan sewaktu kapal dilayani di dermaga (On The Berth), yaitu pada waktu pemuatan berlangsung. Jika pencharter tidak berhasil mengisi ruangan kapal sesuai dengan yang dijanjikan, maka dia dikenakan Dead Freight. Berth Charter jarang dipergunakan di dalam praktek.

               g.      DEAD WEIGHT CHARTER

                                    Dead Weight Charter tidak beda dari Voyage Charter. Apakah pencarter berhasil mengisi ruangan kapal hingga penuh atau tidak berhasil, sewa charter tetap sebesar yang telah dijanjikan.

               h.      GROSS CHARTER

                           Dalam jenis Charter ini, di dalam surat perjanjian Charter ditetapkan bahwa semua biaya kapal di pelabuhan, termasuk sewa pelabuhan, biaya stevedore di atas kapal, biaya tally dan lain-lain menjadi beban pemilik kapal . sudah tentu semua biaya tersebut diperhitungkan oleh pemilik kapal dalam menentukan besarnya sewa charter.



               i.       NET CHARTER

                      Jenis Charter ini merupakan kebalikan dari Gross Charter, dimana biaya-biaya tersebut di atas menjadi beban pencharter. Biaya-biaya yang menjadi beban pemilik kapal hanya biaya tetap kapal dan bunkers. Sudah tentu sewa Charter dalam Gross Charter lebih besar dari pada dalam Net Charter.

               j.       CLEAN CHARTER

                          Dalam Clean Charter, pemilik kapal hanya memikul komisi untuk Chartering Brokers (Brokerage) dan tidak dibebani komisi-komisi yang lain, misalnya Address-Commission.
                          Address-Commission merupakan suatu Return Commission yang diberikan oleh pemilik kapal kepada Pencharter atas uang tambang yang dibayarnya. Jadi merupakan rabat atau potongan yang besarnya kira-kira 2,5% dari uang tambang bersih.
                         Dalam pembelian barang-barang atas dasar FOB pembeli yang merupakan Pencharter sehingga dialah yang menerima komisi tersebut. Sedangkan jika atas dasar C & F atau CIF penjual yang merupakan Pencharter sehingga dialah yang menerima komisi tersebut.
                   Kalau dipergunakan syarat Free of Address, maka pemilik kapal tidak membayar Address-Commission kepada pencharter.

               k.      LUMPSUM CHARTER

                     Dalam jenis Charter ini, perhitungan besarnya sewa Charter ditentukan sebagai berikut. Pencharter menyewa seluruh atau sebagian ruangan kapal sesuai dengan yang dijanjikan dengan sewa sejumlah uang tertentu yang merupakan jumlah yang tetap (Lumpsum).
                             Apakah ruangan yang dicharter tersebut di isi penuh oleh Pencharter atau tidak, sewa Charter untuk pemilik kapal tetap sebesar jumlah uang yang dijanjikan semula.
                          Bentuk Lumpsum Charter sering dipergunakan oleh perusahaan pelayaran dalam Liner Service, jika pada suatu ketika tonnage kapal-kapalnya tidak mencukupi untuk memenuhi pengangkutan barang-barang yang tersedia dalam trayek yang dilayani.

               Kalau kita perhatikan uraian keenam jenis charter tersebut di atas (nomor g sampai nomor k), ternyata bahwa keenam jenis charter itu merupakan bagian atau variasi dari Voyage Charter.

               Dalam perdagangan antar pulau dan antar negara yang pengangkutannya melalui lautan yang luasnya kira-kira 2/3 dari permukaan bumi kita ini, para pengusaha pada umumnya memilih Voyage Charter dari pada Time Charter, sehingga dalam Voyage Charter muncullah berbagai variasi dan istilah lebih banyak dari yang terdapat dalam Time Charter.

         3.   ISTILAH PENTING DALAM CHARTERING

               a.      DESPATCH

                    -     Adalah kecepatan bongkar/muat muatan dimana waktunya lebih cepat dari waktu yang ditentukan dalam Charter party
                    -     Pemilik/Owner memberikan uang premi kepada pemilik barang/Pencharter.
                              *     D ½ D    =    Despatch Rate to half Demmurage
                                                         Premi Despatch = ½ dari Demmurage
                              *     DDO      =    Despatch Discharge Only
                                                         Despatch hanya dikenakan waktu bongkar
                              *     DLO       =    Despatch Loading Only
                                                         Despatch hanya dilakukan waktu pemuatan
                              *     FD          =    Free of Despatch
                                                         Bebas dari pembayaran PREMI DESPATCH



               b.      LAY DAYS / LAY TIME

                 -      Adalah kelonggaran atau tenggang waktu yang diberikan kepada kapal untuk memulai pemuatan/pembongkaran, dimana pencharter dapat melakukan bongkar/muat membayar biaya extra.
                        -     Lay Time akan dihitung bila memenuhi 3 syarat:
                              1.   Kapal telah tiba di tempat yang dituju
                              2.   NOR sudah diberikan kepada pencharter
                              3.   Kapal telah siap muat/bongkar muatan.

               c.      WAKTU LABUH/KERJA (LAY DAYS)

                        -     NOTICE OF READINESS (NOR)
                              Keterangan dari nakhoda bahwa kapal telah tiba dan siap untuk muat bongkar barang. Lay Days biasanya dimulai dengan Notice of Readiness
                        -     SHINC (Sunday & Holiday Included)
                              Hari Minggu dan hari libur termasuk didalamnya
                        -     SHEX ((Sunday & Holiday Excluded)
                              Hari Minggu dan hari libur tidak dihitung sebagai hari-hari kerja
                        -     WWD (Weather Working Days)
                              Hari kerja dengan cuaca baik
                        -     FAC (Fast As Can)
                              Kapal dikerjakan secepat mungkin.

               d.      WAKTU LABUH/KERJA (LAY TIME)

                        Terdapat istilah Hari Kerja:
                        -     Working Days
                              Hari kerja biasanya tidak termasuk hari Minggu dan hari libur
                        -     Working Days of 24 Hours
                              Satu hari kerja dihitung 24 jam.
                        -     Weather Working Days
                              Hari kerja dengan cuaca yang memungkinkan untuk bekerja.
               e.      STATEMENT OF FACT

                        -     Mencatat semua kejadian, sejak kapal tiba sampai dengan berangkat
                        -     Catatan mulai NOR, mulai muat/bongkar, berhenti muat/bongkar, karena hujan, kerusakan dan sebagainya, perselisihan, survey, perbaikan dan sebagainya.
        
               f.       NOTICE OF READINESS

                        -     Pemberitahuan secara tertulis oleh Nakhoda kepada Charterer bahwa kapal siap untuk muat/bongkar
                        -     NOR telah diserahkan pada jam kerja yang berlaku di pelabuhan setempat
                        -     Saat mulainya Lay Day dapat dihitung dengan memperhatikan penyerahan dan penerimaan NOR
                              Ÿ    Apabila NOR diserahkan dan diterima sebelum pukul 12.00 (NOON) pada hari kerja maka Lay Day dapat dimulai pukul 13.00 hari yang sama.
                              Ÿ    Apabila NOR diserahkan dan diterima sesudah pukul 12.00, maka Lay Day akan dimulai besok pukul 08.00
                              Ÿ    Apabila NOR diserahkan dan diterima pada hari Sabtu atau sebelum hari libur maka Lay Day dimulai pada hari sesudah hari libur (Senin) pukul 08.00.

         4.   Beberapa istilah yang harus diketahui di dalam perhitungan Charter Party disingkat C/P

               a.      LAY TIME/LAY DAY:

                                    Ialah lamanya waktu dalam kontrak yang harus diperhitungkan di dalam CHARTER PARTY untuk memuat dan atau membongkar muatan.
                        -     Apabila kapal tiba di pelabuhan
                              Siapkan Bongkar/muatan dengan NOR (Notice of Readiness)

                        -     Waktu/lama kontrak dinyatakan dalam
                              Ÿ    Hari atau jam
                              Ÿ    Rata-rata Pemuatan/Pembongkaran
                        -     Ada catatan dalam Charter Party …..
                              SHEX          =    Sunday Holiday Excluded
                                                         (Hari Minggu dan hari raya tidak dihitung)
                              SHINC        =    Sunday Holiday Included
                                                         (Hari Minggu dan hari raya dihitung)

               b.      DESPATCH

                            Ialah waktu yang harus dibayar oleh pemilik kapal kepada pencharter bila waktu muat atau bongkar kurang dari LAY TIME / LAY DAY.
                        Kebalikan DESPATCH adalah DEMMURAGE

               c.      DEMMURAGE

                          Bila pencharter gagal memenuhi waktu yang telah disetujui maka PEMILIK KAPAL berhak:
                        -     Menuntut uang sebagai DEMMURAGE (sebagai denda)
                        -     Waktu/lama Demmurage dinyatakan dalam
                              Ÿ    Hari/Jam sampai selesai
                              Ÿ    Rata-rata pemuatan / pembongkaran sesuai kontrak sampai selesai.
                        -     Hari Minggu /Libur baca kontrak baik-baik
                              (ada kalanya tidak diperhitungkan)

               d.      FREIGHT (UANG TAMBANG)

                            Ini merupakan uang yang harus dibayar kepada pemilik kapal karena telah mengangkut muatan dari pelabuhan ke pelabuhan tujuan sesuai perjanjian.

               e.      DEAD FREIGHT

                          Ialah istilah untuk kerugian bagi si penyewa kapal/ruangan, dimana pemilik kapal berhak menarik seluruh uang tambang, meskipun pencharter gagal mencari muatan untuk memenuhi kontrak.



                        Lay Time yang diperhitungkan untuk pemuatan dan pembongkaran sekaligus dapat “REVERSIBLE”, yakni dimana waktu yang diperhitungkan bagi tiap kegiatan (yang memuat dan membongkar) harus dijumlahkan; dapat juga “AVERAGED”, dimana waktu yang dipergunakan untuk memuat dan membongkar diperhitungkan sendiri-sendiri. Nanti hasil akhirnya baru digabungkan. Hasil akhir ini yang diperhitungkan, apakah Demmurage atau Despatch.



7 komentar:

  1. pertanyaan ,apakah istilah lay can sama dengan lay time
    mohon penjlasan

    Thanks

    BalasHapus
  2. lay can = rencana dimana cargo akan siap di muat.

    BalasHapus
  3. Ijin bertanya, apakah kegiatan shifting kapal yang dikerjakan oleh crew kapal dan mooring crew, dikarenakan peralatan muat dipelabuhan tidak bergerak terhitung dalam delay dari pemilik kapal ataukah dari pencharter? Dan adakah saran agar tidak merugikan kedua belah pihak? Mohon pendapatnya. Terimakasih

    BalasHapus
  4. Aslmlkm wr wb.

    Ijin bertanya. Apabila saya ingin melakukan penchateran kapal lebih baik nya menggunakan yg charter apa ya.
    Berikut ulasan nya.

    Waktu muat dan bongkar butuh waktu 2 mnggu.
    Perjalanan 5 hari .

    Trimkasih sblum nya.

    BalasHapus
  5. apakah dalam charter party itu shipper sama dengan charterer

    BalasHapus